Hari ini adalah hari Selasa kebetulan
kuliahku libur dan memang ini awal dari tahun ajaran baru. Gak terasa udah
smester 2 nih kuliah. Alhamdulillah IP smester kemarin lumayan tinggi sehingga
agak bangga dengan orang tua. Jogja memang tempat terbaik untuk mahasiswa,
wajar saja kota ini disebut dengan kota pelajar. Coba ah menghubungi Naya siapa
tau dia lagi gak sibuk kebetulan dia kan lagi gak ada pacar sekarang.
Rando : Nay dimana sekarang ?
Naya : Di kontrakan nih kenapa do ?
Rando : Jalan yuk ntar malem ke
alun-alun perenggangan aja sih.
Naya : Boleh-boleh tapi jemput ya dan
ajak Endi coba.
Rando : Oke siap bos. Sore ya aku ke
rumah sekitar jam 5an lah. Nanti aku
ajak Endi.
Naya : Nah ajak dia aja nanti aku
ajak temen juga deh. Ditunggu ya.
Rando : Okedeh.
Tumben nih Naya mau di ajak jalan tapi
masih gak berani aku kalo jalan berdua sama dia, mungkin dia juga kalo aku ajak
sendiri gak bakal mau lah daripada ntar dikira pacaran. Harus rapi nih bearti
masalahnya mau nemuin calon masa depan hehe AMIN. Dengan sigapnya aku mandi dan
berdandan sambil menghubungi Endi semoga mau deh dia nemenin kan dia sepupunya
juga. Langsung ke kosannya aja deh ini biar dia langsung mau, gak usah di
hubungin dulu dah hehe. Endi lebih enak diajak langsung karena dia lumayan
sibuk orangnya karena kuliahnya juga padat kan.
Waktu masih menunjukkan pukul 14.430
WIB, langit yang begitu cerah mewarnai momen yang sangat jarang bagi aku dan
Naya bahkan kemungkinan terciptanya adalah 0.09998% karena selama ini dia juga
masih sama Kak Ewo. Tapi sekarang udah gak lagi saatnya mencoba peluang.
Motor
ku siapkan di depan pagar kosanku, dengan kecepatan 40 KM/JAM aku menuju ke
kosannya si Endi. Saat itu jalanan lumayan ramai karena ajaran baru tentu
mahasiswa telah kembali ke Jogja semua. Pogung Baru masih seperti biasa dan
Pogung Kidul pun demikian tak ada perubahan yang terlalu signifikan sejak
liburan smester. Akhirnya aku sampai di kosan Endi yang terletak di depan
selokan Pogung Kidul.
“Endi,
Endi ada gak ?” Sambil mengetuk pintu Rando pun berteriak memanggil.
“Wew
rapi banget do mau kemane ?” Sambil tersenyum Endi meledekku.
“Ah
yoklah jalan nih sama Naya kan kamu sepupunya Naya, you know lah aku suka sama
Naya dari SMA kan. Bantulah temenmu ini bentar aja.” Rando sambil memelas
kepada Endi.
“Masuk
dulu lah bentar, siap-siap dulu kalo gitu.” Endi mengajak masuk sambil
menyetujui ajakan Rando.
“Nah
gitu dong kan mantap, btw ntar si Naya ngajak temennya loh siapa tau cantik kan
hehe.” Rando merayu Endi.
“Itu
dari coba dibilang. Aku mandi bentar yo.” Endi mengambil handuk dan bergegas
masuk ke WC.
“Oke
siap aku sambil ngerokok disini yo.” Rando mulai menghidupkan rokok.
“Jangan
buang sembarangan abunya.” Endi sambil teriak dari dalam kamar mandi.
“Siap
bos !” Rando berbicara.
Setelah 15 menit dan Endi pun keluar
dari kamar mandi. Endi juga berdandan rapi karena kerapian adalah kharisma dari
seorang pria katanya sih begitu. Setelah kami mengobrol ringan lalu kami pergi
ke kontrakan Naya. Jalanan begitu macet karena bertepatan dengan pulang kerja
bagi karyawan kantoran. Kontrakan Naya lumayan jauh dari kosan kami sekitar 20
menit kalau macet seprti ini. Setelah perjalanan panjang akhirnya kami sampai
di kontrakan Naya.
“Naya
naya.” Kami berdua memanggil dari luar.
“Yo
masuk di do.” Naya keluar membukakan pintu rumah, wajahnya selalu membuat
nyaman.
“Okee
siap parkir disini aja ya.” Kata Rando.
“Yoi
aman kok tenang.” Kata Naya.
“Eh
do di kenalin nih temenku namanya Sora, cantik kan ? hehe” Naya mengenalkan
temennya kepada kami berdua.
“Halo
aku Sora.” Sora sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat.
“Hai
sor.” Kata Rando dan Endi sambil menjabat tangan Sora.
Kami mengobrol sampai habis magrib
karena memang waktu yang tepat untuk ke alun-alun saat malam karena banyak
mobil berwarna-warni di sana. Setelah sholat magrib kami langsung menuju ke
alun-alun. Baru kali ini aku memiliki mimpi yang menjadi kenyataan karena di
belakang motorku ada Naya. Selama kami kenal satu sama lain baru kali ini aku berkesempatan
untuk bisa jalan serta berboncengan berdua. Tak kusangkan harapanku selama ini
didengar oleh Yang Maha Kuasa. Hatiku berdebar-debar namun terasa sangat nyaman
berada di dekat Naya, dia juga orangnya asik di ajak mengobrol dan tentu selama
perjalanan menuju ke alun-alun banyak yang kami ceritakan.
Alun-alun
kota Jogja memang indah dan selalu ramai. Dengan icon Keraton dan 2 pohon
beringin yang besar tegak berjajar. Sekelilingnya banyak orang-orang jualan,
wisatawan, serta turis pun berdatangan ke sini. Jalan di alun-alun berbentuk
persegi sehingga banyak mobil-mobilan berwarna-warni yang siap disewakan kepada
wisatawan dan turis untuk berjalan-jalan mengelilingi alun-alun. Kami memulai
petualangan menyusuri alun-alun sambil bercerita serta duduk dan bercanda tawa.
Kutatapi wajah riang dari Naya yang selalu membuatku senang. Tak pernah
menyangka kami bisa berdekatan lagi setelah sekian lama dekat selama SMA.
Mungkinkah ini momen yang sudah di atur oleh Yang Maha Kuasa ? Atau inikah
hasil jerih payahku selama ini ? Banyak pertanyaan yang muncul di benakku tapi
saya yakin usaha dan doa pasti akan dikabulkan ketika berjalan beriringan.
Sesaat kemudian Naya melihatku dan tersenyum, inikah ?
******************