Friday, April 27, 2018

Cara Menjadi Lebih Baik Versiku


Semua orang tentu ingin menjadi lebih baik. Namun tujuannya tentu berbeda-beda. Ada yang karena pacar, orang tua, teman, hingga atasan. Intinya semua itu dapat menjadi sebuah motivasi tersendiri. Aku pun berfikir, mungkinkah jika menjadi pribadi yang lebih baik atas dasar diri sendiri? Jawabannya tentu mungkin, namun bisakah itu dilaksanakan? Mungkin jawabannya tak sesuai dengan yang diharapkan.
            Menjadi lebih baik atas dasar diri sendiri tentu tak mudah. Hambatan-hambatan pun pasti terjadi di pertengahan jalan. Entah itu rasa bosan, jenuh, godaan dari teman, apapun itu tentu dapat menjadi penghalang. Aku pun pernah cerita dengan seorang pria berumur 40 tahunan. Saat itu aku bertemu beliau di smooking area bandara. Sejenak aku melihatnya seperti orang biasa. Dia merokok dan sambil melihat-lihat hp. Tiba-tiba tergerak saja hati ini untuk menegur si bapak. Dia pun tersenyum dan ramah. Hingga akhirnya kita bercerita tentang banyak hal, terutama tentang agama. Cerita berlanjut hingga naik ke pesawat. Dia pun mengajakku duduk di sebelahnya, di kursi nomor 1 padahal aku duduk di kursi nomor 7. Akhir cerita aku pun bertanya kepada si bapak, kok bisa sih menjadi orang seperti ini, paham dengan agama, menjadi direktur operasional sriwijaya, developer besar dan selalu berfikir positif. Ternyata si bapak dulunya adalah bandar narkoba. Dia pun kabur dari keluarganya dan melakukan hal yang jahat selama hidupnya. Hingga akhirnya dia bertobat pada tahun 2013, lari ke Jogja dan berhijrah. Karena pada saat itu dia banyak mendapatkan masalah hingga dia ingin menyerah dengan hidupnya.
            Aku pun merenung sejenak mendengar cerita bapak tersebut. Inilah seseorang yang bisa menjadi lebih baik atas dasar dirinya sendiri. Namun hal tersebut dapat beliau lakukan saat mencapai titik terendah manusia. Pada saat diri kita sudah pasrah dengan segala masalah yang ada. Tak ada seorang pun yang membantu, istri yang harusnya menjadi pendamping kita saat duka pun menceraikan kita, orang tua yang masih berhubungan darah pun mengusir kita, siapa lagi yang bisa membantu? Itu kata bapak tersebut. Hanya Allah SWT. yang bisa membantumu dik katanya. Niatkanlah menjadi orang yang lebih baik dengan mengingatNya. Allah SWT. tak akan memberikan cobaan yang tak bisa kau atasi namun berkat pertolonganNya juga kau bisa mengatasi masalah tersebut. Benar, karena aku dulu pernah mengalaminya saat tak diterima di perguruan tinggi manapun.
            Pertanyaan selanjutnya, ketika sudah menjadi lebih baik kenapa sulit sekali konsisten? Hal itu dikarenakan kita saat menjadi lebih baik tidak secara bertahap. Namun langsung melejit. Hingga hal tersebut membebani kita dan kita merasa jenuh lalu kembali ke jalan yang dulu. Segala sesuatu dilakukan secara bertahap mulai dari yang kecil hingga yang lebih besar. Jangan langsung besar. Contohnya kita mau memperbaiki zikir. Kita lakukan zikir 1000 kali dari awal. Namun lama kelamaan tentu kita akan berat apalagi saat ada pekerjaan yang harus diselesaikan secepat mungkin. Hal ini dapat menyebabkan kita akan berhenti untuk melakukan zikir. Lebih baik kita lakukan secara bertahap, mulai dari 50 kali sehari lalu akan bertambah saat kita sudah terbiasa.

            Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi orang yang lebih baik. Namun perlu dicatat menjadi lebih baik haruslah dari diri sendiri dan karena Allah SWT. Selain itu kau akan kembali ke jalanmu yang dulu. Semoga kita semua bisa menjadi lebih baik ke depan. Tinggalkan hal yang banyak mudaratnya, engkau dijauhi oleh teman tak masalah asalkan kau bisa berteman dengan Allah SWT. Percaya lah Allah SWT akan selalu membantumu.