Saya memiliki beberapa saran agar
konflik ini tidak terlarut-larut apalagi menimbulkan perpecahan pada rakyat
Indonesia. Untuk taxi online dan biasa seharusnya disamakan dalam segi tarifnya
sehingga tidak adanya kecemburuan. Semua taxi maupun angkutan lainnya wajib
dilengkapi GPS yang bisa dilihat oleh penumpang, sehingga penumpang merasa aman
dan tidak merasa terbohongi oleh oknum-oknum sopir taxi. Adanya pajak yang sama
terhadap angkutan online maupun yang bukan. Untuk fasilitasnya dibuat
standar-standar tertentu yang harus ada disetiap kendaraan angkutan online
maupun bukan. Adanya plat yang memang khusus buat angkutan online dan biasa. Dibuat
peraturan yang resmi mengenai jenis angkutan apa saja yang diperbolehkan ada di
jalanan karena saya pernah melihat bahwa ojek belum termasuk angkutan umum. Mungkin
itu saja saran dari saya semoga bermanfaat. Yang jelas Pemerintah harus segera
siap dan cepat dalam menindak lanjuti isu-isu yang beredar di negeri kita ini
karena masih banyak isu yang belum terselaikan dan tertutup lagi oleh isu yang
lainnya.
Akibat Ketidakjelasan
Akhir-akhir
ini Indonesia digemparkan oleh berbagai macam isu-isu yang kalo diliat dari
sudut politisnya ada tapi kalau dilihat dari segi konyolnya juga ada. Isu-isu
tersebut sekejap saja membanjiri stasiun televisi sehingga pasti tiap hari kita
buka stasiun televisi selalu ada. Entah selalu saja seperti itu berita yang ada
di negeriku tercinta ini. Tadi pagi Selasa, 22 Maret 2016 ada kejadian seru
yang membooming di stasiun televisi yaitu demonstran yang dibuat oleh aliansi
sopir angkutan umum baik itu taxi maupun angkot. Mereka menuntut untuk
menghapuskan angkutan umum online yang ada di negeri ini karena pendapatan
mereka berkurang drastis sejak adanya media tersebut. Mereka menuntut kepada
Kementrian Medinfo untuk menghapuskan angkutan online tersebut. Ya di era
sekarang sering kali kita jumpai taxi maupun ojek online yang mudah diakses
maupun harganya terjangkau bagi setiap kalangan serta aman untuk penumpang. Persaingan
taxi dan ojek online semakin marak terjadi yang membuat mereka harus menurunkan
harga sehingga pelanggan tertarik untuk menaikinya. Para kapitalis yang
memiliki perusahaan ini bertarung habis-habisan untuk mempertahankan bisnis
mereka tersebut. Tapi sayangnya bisnis ini banyak dari perusahaan-perusahaan
luar negeri yang tak usah kita sebut namanya. Disamping itu juga banyak taxi
dan ojek biasa tanpa terikat pada suatu instansi online ini merasa ditinggalkan
karena dari segi harga pun sudah terbilang jauh lebih murah. Yang jadi
pertanyaan adalah apakah taxi online ini memang seharusnya legal untuk ada di
jalanan karena kebanyakan dari mereka memiliki plat hitam yang bearti mobil
pribadi. Sedangkan kita tahu bahwa angkutan umum itu memiliki plat berwarna
kuning. Nah dari segi peraturan saja sudah salah taxi online menurut pendapat
saya. Namun memang dalam negara demokrasi seperti ini ada suatu kebebasan bagi
individu maupun koorperasi untuk melakukan tindakan kreatif agar bermanfaat
bagi orang lain. Kalau dilihat dari segi ini taxi online tidak memiliki
kesalahan karena hak setiap orang mau membuka usaha asalkan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam negara. Taxi dan ojek biasa memang
terbilang cukup mahal dan terkadang banyak kejadian-kejadian yang tidak kita
inginkan pula terjadi ketika kita menaikinya. Belum lagi kita sering dibohongi
padahal jaraknya dekat tapi diputar-putar oleh sang sopir. Namun menurut Ketua
dari aksi tadi bahwa mereka menuruti SK dan Peraturan yang dibuat Pemerintah
itu sendiri, nah disini saya belum tahu apakah memang benar Pemerintah
menetapkan tarif yang begitu mahalnya untuk masyarakat ? tapi disisi lain saya
melihat bahwa adanya kecemburuan dari pemilik perusahaan taxi biasa yang memang
pasti bakal kalah dibandingkan dengan taxi online. Sehingga masyarakat yang
menjadi tumbal dalam eksekusi untuk mendemokan pemerintah. Ya memang banyak
spekulasi dibalik kejadian ini.
0 komentar:
Post a Comment