Tuesday, March 22, 2016

Akibat Ketidakjelasan

           Akhir-akhir ini Indonesia digemparkan oleh berbagai macam isu-isu yang kalo diliat dari sudut politisnya ada tapi kalau dilihat dari segi konyolnya juga ada. Isu-isu tersebut sekejap saja membanjiri stasiun televisi sehingga pasti tiap hari kita buka stasiun televisi selalu ada. Entah selalu saja seperti itu berita yang ada di negeriku tercinta ini. Tadi pagi Selasa, 22 Maret 2016 ada kejadian seru yang membooming di stasiun televisi yaitu demonstran yang dibuat oleh aliansi sopir angkutan umum baik itu taxi maupun angkot. Mereka menuntut untuk menghapuskan angkutan umum online yang ada di negeri ini karena pendapatan mereka berkurang drastis sejak adanya media tersebut. Mereka menuntut kepada Kementrian Medinfo untuk menghapuskan angkutan online tersebut. Ya di era sekarang sering kali kita jumpai taxi maupun ojek online yang mudah diakses maupun harganya terjangkau bagi setiap kalangan serta aman untuk penumpang. Persaingan taxi dan ojek online semakin marak terjadi yang membuat mereka harus menurunkan harga sehingga pelanggan tertarik untuk menaikinya. Para kapitalis yang memiliki perusahaan ini bertarung habis-habisan untuk mempertahankan bisnis mereka tersebut. Tapi sayangnya bisnis ini banyak dari perusahaan-perusahaan luar negeri yang tak usah kita sebut namanya. Disamping itu juga banyak taxi dan ojek biasa tanpa terikat pada suatu instansi online ini merasa ditinggalkan karena dari segi harga pun sudah terbilang jauh lebih murah. Yang jadi pertanyaan adalah apakah taxi online ini memang seharusnya legal untuk ada di jalanan karena kebanyakan dari mereka memiliki plat hitam yang bearti mobil pribadi. Sedangkan kita tahu bahwa angkutan umum itu memiliki plat berwarna kuning. Nah dari segi peraturan saja sudah salah taxi online menurut pendapat saya. Namun memang dalam negara demokrasi seperti ini ada suatu kebebasan bagi individu maupun koorperasi untuk melakukan tindakan kreatif agar bermanfaat bagi orang lain. Kalau dilihat dari segi ini taxi online tidak memiliki kesalahan karena hak setiap orang mau membuka usaha asalkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam negara. Taxi dan ojek biasa memang terbilang cukup mahal dan terkadang banyak kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan pula terjadi ketika kita menaikinya. Belum lagi kita sering dibohongi padahal jaraknya dekat tapi diputar-putar oleh sang sopir. Namun menurut Ketua dari aksi tadi bahwa mereka menuruti SK dan Peraturan yang dibuat Pemerintah itu sendiri, nah disini saya belum tahu apakah memang benar Pemerintah menetapkan tarif yang begitu mahalnya untuk masyarakat ? tapi disisi lain saya melihat bahwa adanya kecemburuan dari pemilik perusahaan taxi biasa yang memang pasti bakal kalah dibandingkan dengan taxi online. Sehingga masyarakat yang menjadi tumbal dalam eksekusi untuk mendemokan pemerintah. Ya memang banyak spekulasi dibalik kejadian ini.
            Saya memiliki beberapa saran agar konflik ini tidak terlarut-larut apalagi menimbulkan perpecahan pada rakyat Indonesia. Untuk taxi online dan biasa seharusnya disamakan dalam segi tarifnya sehingga tidak adanya kecemburuan. Semua taxi maupun angkutan lainnya wajib dilengkapi GPS yang bisa dilihat oleh penumpang, sehingga penumpang merasa aman dan tidak merasa terbohongi oleh oknum-oknum sopir taxi. Adanya pajak yang sama terhadap angkutan online maupun yang bukan. Untuk fasilitasnya dibuat standar-standar tertentu yang harus ada disetiap kendaraan angkutan online maupun bukan. Adanya plat yang memang khusus buat angkutan online dan biasa. Dibuat peraturan yang resmi mengenai jenis angkutan apa saja yang diperbolehkan ada di jalanan karena saya pernah melihat bahwa ojek belum termasuk angkutan umum. Mungkin itu saja saran dari saya semoga bermanfaat. Yang jelas Pemerintah harus segera siap dan cepat dalam menindak lanjuti isu-isu yang beredar di negeri kita ini karena masih banyak isu yang belum terselaikan dan tertutup lagi oleh isu yang lainnya.

0 komentar:

Post a Comment