
Ya banyak hal yang terjadi sejak era Jaman
Now muncul. Semua orang rasanya bebas melakukan apapun di dalam media sosial.
Baik muda sampai tua bisa berpartisipasi di dalam media sosial. Mereka bebas
untuk membagikan informasi atau sekedar berpartisipasi di dalamnya. Namun
menurutku di dunia virtual itu sama aja dengan dunia nyata yang terikat dengan
norma yang ada. Banyak hal yang dilakukan oleh setiap orang mulai dari
membagikan kebahagiaannya melalui instagram, curcol mengenai kegelisahannya di
twitter, hingga melakukan penipuan di facebook. Lihat ? Dunia virtual dan dunia
nyata hampir sama, namun bedanya kalo di dunia virtual kita tidak berjumpa
dengan orang secara langsung. Hal inilah terkadang membuat orang-orang yang tak
percaya diri di dunia nyata malah lebih menikmati kehidupannya di dunia virtual
ini. Terkadang mereka memiliki karakter yang berbeda dengan dirinya di dunia
nyata. Misalnya di dunia nyata dia adalah seorang pecundang yang selalu di
bully namun di dunia virtual bisa jadi dia adalah sebagai gamers terhebat. Apalagi
di media sosial, banyak juga orang yang kesehariannya bersikap cabul namun pas
di media sosial dianya sok bijak bahkan alim banget hampir ngalahin nabi
(lebayyy). Inilah terkadang membuat media sosial di penuhi dengan kebohongan
yang beredar karena tak sesuai dengan fakta yang ada. Bahkan ada juga
orang-orang yang mengumbar-umbar kebaikannya di media sosial dengan cara
membuat kata-kata indah nan puitis seolah mereka bisa menilai sesuatu yang
buruk melebihi penilaian Tuhan. Seolah juga mereka mengerti dengan perbuatan
orang lain layaknya seorang malaikat di kiri dan kanan. Lalu mereka terkadang
mengatasnamakan “mengingatkan diri sendir/self reminder” di akhir kata-kata
puitis mereka. Padahal di dalam hatinya dia membicarakan temannya, namun di
media sosial, dia seolah-olah sering refleksi akan kesalahan yang bahkan tak
pernah dia perbuat. Sungguh miris melihat tingkah netijen-netijen yang kayak
gini. Saya berfikir kalo memang mereka ingin mengingatkan diri sendiri lebih
baik kata-kata tersebut dia salin di kertas dan ditempel di jidat biar selalu
inget. Saya berfikir bahwa dengan tingkahnya yang seperti itu bahkan membuat
dia dinilai sok suci oleh orang banyak. Ya lebih baik orang yang berperilaku
tak baik daripada orang yang sok alim padahal dia sendiri ingin riyak dan munafik.
Namun
perilaku yang tak baik sebaiknya juga tidak dilakukan karena di dalam agama pun,
ketika kita berperilaku yang tak baik maka akan membuat dosa. Saya sangat
sepakat dalam hal ini. Mungkin setiap orang tentu tak luput dari dosa, alangkah
lebih baiknya untuk memperbaiki kualitas diri sendiri terlebih dahulu daripada
sibuk nulis nasihat untuk diri sendiri padahal ngomongin orang lain di media
sosial.
SALAM
GAK ADA GAWE!
0 komentar:
Post a Comment