Monday, March 9, 2015

Indonesia Membutuhkan Kalian Wahai Pelajar

          Setiap individu itu berhak mendapatkan pendidikan yang layak untuk dirinya. Pendidikan juga merupakan hak dan kewajiban bagi setiap rakyat. Pada umumnya, pendidikan kita di Indonesia melalui berbagai tahapan-tahapan keilmuan, mulai itu dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas, dan Perguruan Tinggi. Tahapan-tahapan itu diberikan agar kita mengenal terlebih dahulu dasar-dasar dari suatu ilmu sehingga kita tidak akan kebingungan saat memasuki jenjang berikutnya. Namun sebenarnya menurut saya ada banyak kekurangan pada sistem ini. Tapi disini saya lebih tertarik membahas terkait dengan pendidikan lanjutan setelah kita menempuh Sekolah Menengah Atas. Setelah kita menempuh pada tingkatan ini semua pola pikir kita mulai terbentuk dengan sendirinya, inilah tahap awal kita untuk menempuh tingkatan kita akan belajar mandiri dalam melakukan sebuah tindakan. Pada akhirnya kita pun akan lulus dari tahapan ini dan melanjutkan tahapan selanjutnya yaitu Perguruan Tinggi. Mungkin kebanyakan siswa SMA kelas 12 bingung mau kemana setelah lulus. Apakah saya akan bekerja ? Atau masuk ke perguruan tinggi ? Atau masuk kedinasan yang pasti nantinya lulus dapat pekerjaan ? Setiap siswa kelas 12 tentu akan berbeda-beda keinginannya setelah lulus, namun kebanyakan dari mereka tentunya memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi terutama sekali perguruan tinggi negeri. Di perguruan tinggi kita akan bisa memilih jurusan apa yang akan kita ambil sesuai dengan hobi kita ataupun cita-cita kita nantinya. Bahkan istilah peminat pun muncul saat siswa tadi akan memilih jurusan apa yang akan mereka pilih. Ketika jurusan tadi memiliki peminat yang semakin banyak maka istilah jurusan populer pun muncul. Berdasarkan Kompas.com pada Rabu, 15 Mei 2013 mengatakan bahwa ada 700.000 siswa peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri memperebutkan 90.000 kursi. Berdasarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2014, sebanyak 125.406 siswa yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri dari pendaftar sebanyak 777.536 siswa. Kita lihat disini bahwa ada sekitar 610.000 siswa yang tidak lolos pada SBMPTN dan sekita 625.130 siswa yang tidak lolos pada SNMPTN. Saya akan mengambil sampel dari Universitas Gadjah Mada berdasarkan pengumpulan data dari bimbel di Indonesia, pada tahun 2012 peminat Pendidikan Dokter 4176 orang dan di terima 46 orang, peminat jurusan Pemuliaan Tanaman 81 orang dan diterima 9 orang. Bila kita lihat dari data ini maka ada 4130 orang yang tidak lolos pada seleksi di jurusan Pendidikan Dokter. Andaikan ke 4000 orang ini mengambil jurusan lain seperti Pemuliaan Tanaman tadi kemungkinan besar kuota dari jurusan ini akan ditambah dan dapat mengurangi para siswa yang menganggur setelah lulus yang diakibatkan tidak lolos dalam memilih jurusan populer tadi. Padahal di Indonesia masih membutuhkan tenaga-tenaga ahli pada jurusan-jurusan yang sepi peminatnya tersebut. Kebanyakan dari siswa kelas 12 telah terdoktrin apabila mereka masuk pada jurusan populer tersebut maka dapat meraih kesuksesan dan penghasilan yang cukup di masa depan tadi, padahal belum tentu juga. Saya melihat bahwa jurusan itu sama saja dan tidak ada perbedaan, yang berbeda hanya bidang yang kita pelajari tapi bagaimana proses kita dijurusan tersebut agar nantinya kita bisa meraih kesuksesan dan ilmu yang kita pelajari itu dapat kita terapkan untuk kepentingan masyarakat bukan hanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Kita lihat negara kita betapa luas alam hayatinya, hutannya, peternakan, lautnya, pertaniannya, namun tenaga ahli untuk mengolah sumberdaya alam ini masih kurang dan minim. Minimnya tenaga ahli ini disebabkan sumberdaya manusia yang mau mempelajari pada bidang-bidang ini sangatlah jarang. Di era yang sekarang ini dengan teknologi yang serba maju orang tidak mau lagi untuk bertani, menjaga lingkungan, bahkan untuk beternak. Orang lebih suka menjadi dokter atau bekerja di perusahaan tambang yang memang penghasilan mereka jauh lebih besar. Dilihat dari data yang tadi ada sekitar 1 juta siswa di Indonesia yang menganggur setelah lulus SMA, para pemuda yang seharusnya bisa memiliki potensi untuk membangun sektor-sektor finansial yang ada di Indonesia namun mereka ujungnya hanya menjadi buruh dari kaum kapitalis. Hal yang wajar kalau lama kelamaan sumberdaya alam kita habis dihisap oleh kaum Imperialis. Marilah kita merenung sejenak, jangan kau terpancing semua omongan-omongan tentang menjelek-jelekan hal yang kecil karena apabila hal kecil ini dapat bersatu maka akan menjadi hal yang besar. Pilihlah jurusan-jurusan yang memang bisa membangun negeri ini kedepannya nanti karena Indonesia membutuhkan potensi-potensi dari kaum muda dan kaum perubahan yang akan membawa negara ini ke dalam kesejahteraan nantinya.

Catatan Kecil Kehidupan

Setiap orang atau individu tentunya pernah memiliki pengalaman dalam hidupnya. Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman baik dan buruk. Pengalaman ini tentunya juga ada yang sengaja dibuat dan ada yang tidak sengaja dibuat sehingga akan terciptanya unsur naturalistik dalam pengalaman tersebut. Sehingga pengalaman juga dapat kita artikan sebagai suatu kejadian yang pernah kita alami dalam hidup kita (baik atau buruk) yang sengaja maupun tidak sengaja kita buat. Setiap kejadian yang kita alami itu berupa kejadian yang kita lihat, dengar, dan kita rasakan sehingga kejadian tersebut memang murni terjadi dan tidak adanya fiktif di dalamnya. Tentunya pengalaman yang kita alami itu ada yang berharga bagi kita dan juga tidak. Kebanyakan orang ingin mengabadikan suatu pengalaman berharga mereka melalui foto, tulisan, lukisan, dan lain sebagainya yang akan dapat mereka kenang dalam hidup mereka dan dapat diceritakan kepada anak dan cucu mereka. Namun tidak banyak orang yang mau mengabadikan pengalaman pahit yang mereka dapatkan karena mungkin ada yang dapat meninggalkan trauma dalam hidup mereka. Padahal suatu pengalaman itu dapat memberikan kita suatu hikmah dan pelajaran bagi kita agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya, sehingga kita dapat mengintropeksi diri kita dan melihat apa yang kurang dari diri kita lalu memperbaikinya. Pengalaman ini juga dapat kita bagi kepada orang lain sehingga orang juga dapat mempelajari pengalaman hidup kita yang bisa terjadi dalam kehidupannya. Hal ini dimaksudkan agar sesuatu yang baik pernah kita perbuat dimasa lalu dapat bermanfaat bagi orang lain dan sesuatu yang buruk pernah kita lakukan jangan sampai dilakukan oleh orang lain juga. Catatan Kecil Kehidupan ini lahir ketika saya memiliki suatu keresahan dalam hidup saya. Banyak pengalaman yang saya lihat, dengar, dan rasakan ini menimbulkan suatu pertanyaan-pertanyaan di benak saya dan juga memunculkan suatu pandangan pribadi saya mengenai hal tersebut. Saya membuat Catatan Kecil Kehidupan ini agar bisa berbagi kepada sesama apa yang ada di dalam pandangan dan pengalaman saya terhadap suatu hal dan diharapkan dapat bermanfaat bagi orang banyak, bukan untuk kepentingan saya sendiri. Banyak kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh orang dan kita tidak pernah mengetahuinya, menurut saya apabila kita tidak mengetahui akan suatu hal itu adalah sebuah penindasan bagi diri kita sendiri. Melalui tulisan-tulisan yang saya buat ini berdasarkan pandangan yang saya lihat terhadap suatu hal dan berdasarkan pengalaman hidup saya. Apabila dari pembaca tidak sepakat dengan apa yang saya tuliskan disini saya rasa tidak apa-apa karena sebuah kesatuan berawal dari sebuah perbedaan yang nantinya dapat melengkapi satu dengan yang lainnya. Semoga Catatan Harian Kehidupan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan dapat memunculkan pandangan-pandangan lain dari berbagai macam sisi. Beranilah untuk mengabadikan pengalaman hidupmu karena pengalamanmu lah yang dapat memberikan pelajaran bagi kehidupanmu serta berbagilah agar engkau dapat memberikan manfaat kepada orang lain untuk membuat lebih baik lagi.

Saturday, March 7, 2015

Sahabat Takkan Ada Untuk Pria dan Wanita

Mungkin kita sering mendengarnya di telinga kita ketika seorang teman memanggil kita ataupun kita memanggil teman kita, ya sahabat. Kata tersebut tak asing lagi bagi kita, bahkan tiap menit pun banyak orang yang memanggil kita dengan kata tersebut. Sahabat dapat kita ibaratkan sebagai sesuatu yang membuat kita merasa nyaman saat berada didekatnya, membuat kita untuk saling percaya bahwa di dunia ini kita tidak akan hidup sendirian, dan masih banyak lagi dalam subjektif masing-masing. Tetapi sahabat itu mempunyai arti pokok yaitu suatu tindakan atau interaksi antar 2 individu yang saling memiliki kecocokan dalam suatu hal dan juga dapat saling melengkapi. Terlihat jelas bahwa ketika kita berada di dekat sahabat kita maka kita akan lupa akan waktu, bercanda bersama, saling berbagi apabila ada keluh kesah, dan masih banyak lagi sehingga kita akan memiliki dunia sendiri bersama sahabat kita. Semua orang berhak memiliki sahabat, baik itu pria dan pria, wanita dan wanita, maupun pria dan wanita. Ketika pria dan pria saling bersahabat maka mereka takkan lepas lagi, tentunya pasti bahasan mereka tak lazim lagi yaitu tentang wanita kebanyakan dan terkadang juga cerita tentang hobi mereka sehingga kedekatan mereka juga sangat dekat. Tapi saya sangat jarang melihat 2 pria yang saling bersahabatan karena kebanyakan orang menilai bahwa mereka pasti adalah gay, padahal belum tentu kan. Saat wanita dan wanita saling bersahabat maka persahabatan mereka akan melekat sangat dekat melebihi apapun. Apabila mereka sedang bersama layaknya seekor burung yang dapat terbang kemanapun mereka mau. Uniknya ketika mereka saling memiliki pacar mulailah dunia serasa pecah bagaikan World War 1,2,3,4,5. Mereka saling bertukar pikiran dan sebagainya, belum lagi ketika mereka memiliki hobi shopping maka semuanya habis dilahap oleh mereka. Tapi ada kelemahan antara wanita dan wanita, wanita terlalu membawa perasaan ketika ada masalah sehingga nantinya akan membuat konflik mereka sangat membesar dan terkadang salah satu dari mereka pasti menceritakannya ke orang lain. Hal itu tidak terlalu masalah ketika kita sudah saling percaya dan memang seru ketika kita memiliki sahabat. Lalu bagaimana ketika kita memiliki sahabat yang berlawanan jenis dengan kita ? Apakah hidup kita akan lebih seru lagi ? Jawabannya adalah subjektif tentunya bisa iya dan bisa tidak. Tapi saya disini lebih suka menjawab iyadak (Iya dan Tidak). Bersahabat dengan lawan jenis dapat membuat kita lebih terbuka dan memiliki kedekatan yang sangat erat, karena kita akan lebih memahami masalah dari sahabat kita bila ditinjau dari perbedaan ini. Saya ingat kata dosen saya, ketika magnet yang memiliki kutub yang berbeda maka mereka akan selalu tarik menarik satu sama lain. Nah ini juga bisa diibaratkan kepada sahabat lawan jenis. Tentu akan lebih seru dan asik lagi bagi mereka untuk saling berbagi, bercerita, bercanda tawa, bahkan tak seringpun mereka memperdebatkan suatu hal yang dapat saling membuat mereka menghabiskan waktunya. Tetapi hal itu takkan mungkin bisa bertahan lama, karena ketika dua insan ini telah memiliki pasangan hidup masing-masing tentu mereka akan terbatasi dan persahabatan mereka yang telah mereka jalin selama ini hanyalah ingatan tabu belaka. Semua komitmen yang mereka haturkan pada saat mereka menjadi sahabat hanyalah omong kosong belaka. Perubahan itu akan sangat terjadi ketika mereka merasa tidak enak kepada pasangan mereka atau ketika mereka telah menjadi bahan omongan orang-orang disekitarnya. Persahabatan mereka itu ada karena salah satu dari mereka memiliki rasa ketertarikan lebih diantara masing-masing insan. Mungkin salah satu dari mereka telah mengagumi sahabat mereka telah lama namun takkan pernah bisa untuk mendekatinya dan terlalu berharap lebih. Mereka juga bisa dekat karena sahabat merekalah yang hanya dapat memberikan motivasi untuk melanjutkan hidupnya, sehingga pasti dia akan berharap sahabatnya akan menjadi pasangan hidupnya kelak. Hal yang sulit inilah terkadang membuat persahabatan lawan jenis itu takkan pernah ada. Takkan pernah bisa kita menasihati pasangan hidup kita tentang sahabat kita tersebut karena mereka pasti memiliki pandangan yang buruk tentang sahabat kita, padahal persahabatan itu telah terjalin lama sebelum kita mengenal kekasih kita. Namun itulah sebuah realita kehidupan yang dihadapi oleh setiap individu. Tak ada yang bisa mengubah suatu realita kehidupan, walaupun terkadang memang hidup itu tidak sendirian tapi pada saatnya kita akan menghadapi kesendirian itu karena ditinggal oleh sesuatu yang berharga bagi kita.