Indonesia Membutuhkan Kalian Wahai Pelajar
Setiap
individu itu berhak mendapatkan pendidikan yang layak untuk dirinya. Pendidikan
juga merupakan hak dan kewajiban bagi setiap rakyat. Pada umumnya, pendidikan
kita di Indonesia melalui berbagai tahapan-tahapan keilmuan, mulai itu dari
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah
Atas, dan Perguruan Tinggi. Tahapan-tahapan itu diberikan agar kita mengenal
terlebih dahulu dasar-dasar dari suatu ilmu sehingga kita tidak akan
kebingungan saat memasuki jenjang berikutnya. Namun sebenarnya menurut saya ada
banyak kekurangan pada sistem ini. Tapi disini saya lebih tertarik membahas
terkait dengan pendidikan lanjutan setelah kita menempuh Sekolah Menengah Atas.
Setelah kita menempuh pada tingkatan ini semua pola pikir kita mulai terbentuk
dengan sendirinya, inilah tahap awal kita untuk menempuh tingkatan kita akan
belajar mandiri dalam melakukan sebuah tindakan. Pada akhirnya kita pun akan
lulus dari tahapan ini dan melanjutkan tahapan selanjutnya yaitu Perguruan
Tinggi. Mungkin kebanyakan siswa SMA kelas 12 bingung mau kemana setelah lulus.
Apakah saya akan bekerja ? Atau masuk ke perguruan tinggi ? Atau masuk
kedinasan yang pasti nantinya lulus dapat pekerjaan ? Setiap siswa kelas 12
tentu akan berbeda-beda keinginannya setelah lulus, namun kebanyakan dari
mereka tentunya memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi terutama sekali
perguruan tinggi negeri. Di perguruan tinggi kita akan bisa memilih jurusan apa
yang akan kita ambil sesuai dengan hobi kita ataupun cita-cita kita nantinya.
Bahkan istilah peminat pun muncul
saat siswa tadi akan memilih jurusan apa yang akan mereka pilih. Ketika jurusan
tadi memiliki peminat yang semakin banyak maka istilah jurusan populer pun muncul. Berdasarkan Kompas.com pada Rabu, 15
Mei 2013 mengatakan bahwa ada 700.000 siswa peserta Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri memperebutkan 90.000 kursi. Berdasarkan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2014, sebanyak 125.406 siswa yang lolos
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri dari pendaftar sebanyak 777.536
siswa. Kita lihat disini bahwa ada sekitar 610.000 siswa yang tidak lolos pada
SBMPTN dan sekita 625.130 siswa yang tidak lolos pada SNMPTN. Saya akan
mengambil sampel dari Universitas Gadjah Mada berdasarkan pengumpulan data dari
bimbel di Indonesia, pada tahun 2012 peminat Pendidikan Dokter 4176 orang dan
di terima 46 orang, peminat jurusan Pemuliaan Tanaman 81 orang dan diterima 9
orang. Bila kita lihat dari data ini maka ada 4130 orang yang tidak lolos pada
seleksi di jurusan Pendidikan Dokter. Andaikan ke 4000 orang ini mengambil
jurusan lain seperti Pemuliaan Tanaman tadi kemungkinan besar kuota dari
jurusan ini akan ditambah dan dapat mengurangi para siswa yang menganggur
setelah lulus yang diakibatkan tidak lolos dalam memilih jurusan populer tadi.
Padahal di Indonesia masih membutuhkan tenaga-tenaga ahli pada jurusan-jurusan
yang sepi peminatnya tersebut. Kebanyakan dari siswa kelas 12 telah terdoktrin
apabila mereka masuk pada jurusan populer tersebut maka dapat meraih kesuksesan
dan penghasilan yang cukup di masa depan tadi, padahal belum tentu juga. Saya
melihat bahwa jurusan itu sama saja dan tidak ada perbedaan, yang berbeda hanya
bidang yang kita pelajari tapi bagaimana proses kita dijurusan tersebut agar nantinya
kita bisa meraih kesuksesan dan ilmu yang kita pelajari itu dapat kita terapkan
untuk kepentingan masyarakat bukan hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.
Kita lihat negara kita betapa luas alam hayatinya, hutannya, peternakan,
lautnya, pertaniannya, namun tenaga ahli untuk mengolah sumberdaya alam ini
masih kurang dan minim. Minimnya tenaga ahli ini disebabkan sumberdaya manusia
yang mau mempelajari pada bidang-bidang ini sangatlah jarang. Di era yang
sekarang ini dengan teknologi yang serba maju orang tidak mau lagi untuk
bertani, menjaga lingkungan, bahkan untuk beternak. Orang lebih suka menjadi
dokter atau bekerja di perusahaan tambang yang memang penghasilan mereka jauh
lebih besar. Dilihat dari data yang tadi ada sekitar 1 juta siswa di Indonesia
yang menganggur setelah lulus SMA, para pemuda yang seharusnya bisa memiliki
potensi untuk membangun sektor-sektor finansial yang ada di Indonesia namun
mereka ujungnya hanya menjadi buruh dari kaum kapitalis. Hal yang wajar kalau
lama kelamaan sumberdaya alam kita habis dihisap oleh kaum Imperialis. Marilah
kita merenung sejenak, jangan kau terpancing semua omongan-omongan tentang
menjelek-jelekan hal yang kecil karena apabila hal kecil ini dapat bersatu maka
akan menjadi hal yang besar. Pilihlah jurusan-jurusan yang memang bisa
membangun negeri ini kedepannya nanti karena Indonesia membutuhkan
potensi-potensi dari kaum muda dan kaum perubahan yang akan membawa negara ini
ke dalam kesejahteraan nantinya.
0 komentar:
Post a Comment