Sahabat Takkan Ada Untuk Pria dan Wanita
Mungkin
kita sering mendengarnya di telinga kita ketika seorang teman memanggil kita
ataupun kita memanggil teman kita, ya sahabat. Kata tersebut tak asing lagi
bagi kita, bahkan tiap menit pun banyak orang yang memanggil kita dengan kata
tersebut. Sahabat dapat kita ibaratkan sebagai sesuatu yang membuat kita merasa
nyaman saat berada didekatnya, membuat kita untuk saling percaya bahwa di dunia
ini kita tidak akan hidup sendirian, dan masih banyak lagi dalam subjektif
masing-masing. Tetapi sahabat itu mempunyai arti pokok yaitu suatu tindakan
atau interaksi antar 2 individu yang saling memiliki kecocokan dalam suatu hal
dan juga dapat saling melengkapi. Terlihat jelas bahwa ketika kita berada di
dekat sahabat kita maka kita akan lupa akan waktu, bercanda bersama, saling
berbagi apabila ada keluh kesah, dan masih banyak lagi sehingga kita akan
memiliki dunia sendiri bersama sahabat kita. Semua orang berhak memiliki
sahabat, baik itu pria dan pria, wanita dan wanita, maupun pria dan wanita.
Ketika pria dan pria saling bersahabat maka mereka takkan lepas lagi, tentunya
pasti bahasan mereka tak lazim lagi yaitu tentang wanita kebanyakan dan
terkadang juga cerita tentang hobi mereka sehingga kedekatan mereka juga sangat
dekat. Tapi saya sangat jarang melihat 2 pria yang saling bersahabatan karena
kebanyakan orang menilai bahwa mereka pasti adalah gay, padahal belum tentu kan. Saat wanita dan wanita saling
bersahabat maka persahabatan mereka akan melekat sangat dekat melebihi apapun. Apabila
mereka sedang bersama layaknya seekor burung yang dapat terbang kemanapun
mereka mau. Uniknya ketika mereka saling memiliki pacar mulailah dunia serasa
pecah bagaikan World War 1,2,3,4,5. Mereka
saling bertukar pikiran dan sebagainya, belum lagi ketika mereka memiliki hobi shopping maka semuanya habis dilahap
oleh mereka. Tapi ada kelemahan antara wanita dan wanita, wanita terlalu
membawa perasaan ketika ada masalah sehingga nantinya akan membuat konflik
mereka sangat membesar dan terkadang salah satu dari mereka pasti
menceritakannya ke orang lain. Hal itu tidak terlalu masalah ketika kita sudah
saling percaya dan memang seru ketika kita memiliki sahabat. Lalu bagaimana
ketika kita memiliki sahabat yang berlawanan jenis dengan kita ? Apakah hidup
kita akan lebih seru lagi ? Jawabannya adalah subjektif tentunya bisa iya dan
bisa tidak. Tapi saya disini lebih suka menjawab iyadak (Iya dan Tidak).
Bersahabat dengan lawan jenis dapat membuat kita lebih terbuka dan memiliki
kedekatan yang sangat erat, karena kita akan lebih memahami masalah dari
sahabat kita bila ditinjau dari perbedaan ini. Saya ingat kata dosen saya,
ketika magnet yang memiliki kutub yang berbeda maka mereka akan selalu tarik
menarik satu sama lain. Nah ini juga bisa diibaratkan kepada sahabat lawan
jenis. Tentu akan lebih seru dan asik lagi bagi mereka untuk saling berbagi,
bercerita, bercanda tawa, bahkan tak seringpun mereka memperdebatkan suatu hal
yang dapat saling membuat mereka menghabiskan waktunya. Tetapi hal itu takkan
mungkin bisa bertahan lama, karena ketika dua insan ini telah memiliki pasangan
hidup masing-masing tentu mereka akan terbatasi dan persahabatan mereka yang
telah mereka jalin selama ini hanyalah ingatan tabu belaka. Semua komitmen yang
mereka haturkan pada saat mereka menjadi sahabat hanyalah omong kosong belaka. Perubahan
itu akan sangat terjadi ketika mereka merasa tidak enak kepada pasangan mereka
atau ketika mereka telah menjadi bahan omongan orang-orang disekitarnya. Persahabatan
mereka itu ada karena salah satu dari mereka memiliki rasa ketertarikan lebih
diantara masing-masing insan. Mungkin salah satu dari mereka telah mengagumi
sahabat mereka telah lama namun takkan pernah bisa untuk mendekatinya dan
terlalu berharap lebih. Mereka juga bisa dekat karena sahabat merekalah yang
hanya dapat memberikan motivasi untuk melanjutkan hidupnya, sehingga pasti dia
akan berharap sahabatnya akan menjadi pasangan hidupnya kelak. Hal yang sulit
inilah terkadang membuat persahabatan lawan jenis itu takkan pernah ada. Takkan
pernah bisa kita menasihati pasangan hidup kita tentang sahabat kita tersebut
karena mereka pasti memiliki pandangan yang buruk tentang sahabat kita, padahal
persahabatan itu telah terjalin lama sebelum kita mengenal kekasih kita. Namun
itulah sebuah realita kehidupan yang dihadapi oleh setiap individu. Tak ada
yang bisa mengubah suatu realita kehidupan, walaupun terkadang memang hidup itu
tidak sendirian tapi pada saatnya kita akan menghadapi kesendirian itu karena
ditinggal oleh sesuatu yang berharga bagi kita.
0 komentar:
Post a Comment