Menjadi
seorang mahasiswa tentu kita belajar menjadi seseorang yang lebih memiliki pola
piker lebih dibandingkan ketika hanya menjadi seorang siswa. Kalau simplenya
sih ada kata “Maha” bearti kita itu ada di tingkatan tertinggi. Banyak tujuan
seorang mahasiswa ketika mereka telah masuk dalam dunian perkuliahan. Ada yang
menjadi aktivis, anak band, penyanyi, penulis, peneliti, dan lain-lain yang
tentu mengupgrade diri mereka sesuai dengan tujuan masing-masing. Tetapi kita
sebagai mahasiswa tentu memiliki sebuah tanggung jawab selama kita duduk di
bangku perguruan tinggi, itulah tanggung jawab akademik. Mungkin hampir di
setiap perguruan tinggi tentu ada yang namanya “Ospek” yaitu pengenalan
mengenai universitasnya masing-masing dan sebagian mempelajari softskill yang harus dimiliki seorang
mahasiswa. Tentu banyak cara kita untuk menambah softskill, salah satunya adalah berorganisasi. Organisasi adalah
sebuah wadah tempat kita untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan yang
tentu tidak kita dapatkan dalam perkuliahan. Manfaat dari organisasi pun
sebenarnya banyak sesuai dengan organisasi apa yang kita ikuti. Disini kita dapat
belajar bagaimana cara berbicara depan orang banyak, menambah wawasan, menambah
jaringan dan pertemanan, dan lain-lain. Tentu belajar tidaklah mudah banyak
sekali waktu yang kita korbankan untuk mencapai tujuan kita. Asalkan waktu yang
kita korbankan itu memang kita gunakan menjadi sebuah kesempatan kita dalam hal
positif tentu akan mendapatkan manfaat yang sebanding.
Namun
kendala yang terberat adalah tanggung jawab kita sebagai mahasiswa yang harus
kita jalankan. Sedangkan untuk berorganisasi juga kita membutuhkan waktu serta
tenaga yang berlebih untuk bisa aktif di dalamnya. Tentu terkadang kita
mengalami sebuah dilema untuk mau mengkuti sebuah organisasi, apalagi mahasiswa
yang berada di luar kotanya masing-masing tentu mereka memiliki tanggung jawab
dari orang tua untuk menyelesaikan perkuliahan mereka. Namun organisasi juga
penting untuk membantu kita dalam pengembangan diri. Tantangan juga semakin
berat di dunia setelah kita lulus, banyak hambatan-hambatan yang memang harus
kita selesaikan terutama permasalahan-permasalahan yang seharusnya diselesaikan
oleh seorang mahasiswa yang telah dibekali ilmu selama mereka kuliah. Namun hal
itu tidaklah cukup, contohnya kita bekerja dalam sebuah perusahaan yang memang
di daerah tersebut sering adanya konflik. Tentu ilmu mata kuliah saja tidak
cukup ketika kita tidak pernah belajar untuk menangani kasus seperti itu. Tetapi
apabila kita telah terbiasa dalam menangani sebuah kasus tentu hal tersebut
dapat kita selesaikan dengan mudah. Di dalam sebuah organisasi tentu kita akan
selalu menghadapi sebuah permasalaha-permasalahan yang ada dan kita dilatih
untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Masalah akademik pun muncul,
ketika seorang mahasiswa harus ada kuliah tambahan, mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan dosen, belum lagi bagi anak sains mereka harus mengerjakan
laporan praktikum yang tebalnya seperti kasur di kosan maka terkadang telah
menguras tenaga mereka sehingga telah lelah untuk berorganisasi. Hambatan inilah
yang membuat kebanyakan mahasiswa yang malas mengikuti organisasi, lebih baik
mereka mendahulukan mengerjakan laporan dibandingkan untuk berdiskusi untuk
mengembangkan organisasi. Belum lagi adanya biaya kuliah yang mahal sehingga
kebanyakan mahasiswa menginginkan kuliah yang cepat lalu lulus karena alasan
kuliah yang mahal dan sebagainya. Tetapi ada juga sebagian mahasiswa yang sadar
akan pentingnya organisasi, mereka tetap berjuang untuk mengembangkan
organisasi yang mereka tempati. Namun di era seperti ini sangatlah langka untuk
mencari mahasiswa yang seperti ini, mental mahasiswa yang terbentuk pun telah
menurun setiap generasi dan banyak yang melupakan sejarah mahasiswa.
Saran
saya untuk menumbuhkan minat mahasiswa dalam berorganisasi adalah pengkajian
ulang materi akademik yang padat dan apabila ada perbaruan-perbaruan materi
akademik tentu perlu untuk dikembangkan lagi. Kemudian waktu yang kuliah
tambahan pada saat malam hari maupun hari libur seharusnya dihilangkan karena
disitu yang seharusnya mahasiswa bisa mengerjakan hal lain ataupun istirahat
dikuras lagi dan membuat mahasiswa jenuh. Butuh kerjasama mahasiswa dengan
pihak dosen yang memang seharusnya bisa mendukung dan menumbuhkan minat
mahasiswa dalam berorganisasi.
“Terima kasih kepada teman-teman
mahasiswa yang selalu mau untuk berorganisasi, waktu yang kau korbankan
tidaklah sia-sia.”