Thursday, December 17, 2015

MASIHKAH PERLU UKT ?

             Sejak tahun 2013 sistem pembiayaan yang ada di hampir setiap perguruan tinggi adalah UKT (Uang Kuliah Tunggal). Awalnya sih saya ketika SMA dulu senang sekali dengan program UKT ini karena dulu saya sempat mendengar kabar angin bahwa UKT itu bahasanya uang pangkal dan uang SPP itu dicicil sehingga nanti lebih murah ketika kita kuliah. Masalahnya dulu dengan system uang pangkal terkadang kita besar-besaran gaji orang tua untuk bisa mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri sehingga dampaknya ketika kita sudah lulus nanti, hampir sama kasusnya seperti pada UKT sekarang ini. Terkadang kita juga terlena dengan gosip bahwa ketika memasukan gaji orang tua tinggi maka kita akan bisa lulus di perguruan tinggi, iya memang kita lulus tapi nanti yang susah kita juga ketika sudah menjalaninya. Saya sebagai mahasiswa yang sudah menempuh kuliah 5 smester melihat bahwa sistem UKT yang seperti ini bukan untuk meringankan mahasiswa. Memang benar ketika Kementrian Pendidikan mengusulkan UKT akan lebih ringan dari sistem SPP tetapi sekarang kita melihat riil di lapangannya. Saya sebagai mahasiswa biasa yang prihatin dengan kebijakan yang seperti itu merasa resah, apalagi melihat teman-teman saya yang memang tulus untuk mengejar cita-citanya tetapi terhalang karena masalah biaya. Saya melihat bahwa memang setiap tahun mahasiswa selalu mengupayakan untuk membantu penurunan UKT tetapi setiap tahun begitu terus. Saya juga melihat bahwa tidak ada transparansi dana UKT kita digunakan untuk keperluan apa saja dikarenakan ketika kita praktikum ataupun KKN kita juga masih mengeluarkan biaya. Belum lagi fasilitas-fasilitas yang semestinya didapatkan oleh mahasiswa tidak sebanding dengan apa yang seharusnya kita dapatkan. Di fakultas saya pun masih banyak kekurangan dari sekre untuk organisasi mahasiswa maupun ruangan-ruangan yang akan kita gunakan untuk keperluan akademik. Memang benar ketika menyebutkan bahwa gak ada di jaman sekarang yang gratis tetapi minimal kita di awal sudah diberitahu dengan biaya segini kita akan mengeluarkan seperti ini sehingga apa yang kita beri akan sebanding dengan yang kita dapatkan. Saya pernah mengobrol dengan salah satu dosen saya bahwa dengan uang UKT yang begitu besar menurut kita, itu tidak sebanding untuk perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada di kampus. Lalu saya berfikir sejenak, sepertinya memang benar dengan uang segitu belum cukup untuk membenahi kampus ditambah biaya-biaya untuk material pun sekarang telah naik. Tetapi disana salahnya, kita diawal memang tidak diberi tahu uang UKT kita untuk apa saja hal wajar ketika kita mendapatkan UKT yang kita bakal protes dan tentu akan ingin menuntut menurunkan UKT.
            Saya sebenarnya sempat memikirkan sebuah sistem yang mungkin bisa digunakan untuk perbaikan sistem UKT. Sebenarnya ketika kita menggunakan sistem uang pembangunan seperti itu tidak masalah, tetapi perlu yang menjadi catatan bahwa setiap mahasiswa diberikan rincian dana yang akan dikeluarkan dengan uang segini misalnya untuk praktikum selama 8 smester atau KKN dan lain sebagainya. Sehingga ketika kita kuliah, kita tidak mengeluarkan biaya yang besar lagi dan kalau bisa kita tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Lalu walaupun kita mengeluarkan biaya yang besar di awal tetapi sebanding dengan apa yang kita dapatkan, kita juga dapat mengkritik dengan rincian yang ada di awal apabila hak yang kita harusnya dapatkan malah tidak kita dapatkan. Parameter pun jelas dan tidak meraba-raba. Saya yakin hampir setiap orang tua akan mempersiapkan segala sesuatu untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Maka dari itu kita tentu harus semangat juga untuk menempuh pendidikan dan jangan mengecewakan orang tua kita. Lalu uang tadi baru kemudian apabila mau dicicil per bulan atau per semester dibagi rata.
            Tulisan ini hanyalah sebuah pemikiran dari saya seorang mahasiswa biasa yang memang tidak memiliki data dan sebagai orang awam yang melihat bahwa adanya suatu kesalahan serta memiliki keinginan baik untuk memperbaiki sebuah kesalahan tersebut. Mungkin saya belum bisa berbuat banyak untuk membantu teman-teman saya tetapi semoga dengan tulisan yang tidak seberapa ini membuka mata teman-teman mahasiswa untuk selalu bisa berfikir membenahi suatu kesalahan dengan ide-ide kritisnya.


0 komentar:

Post a Comment