Sejak tahun 2013 sistem pembiayaan yang
ada di hampir setiap perguruan tinggi adalah UKT (Uang Kuliah Tunggal). Awalnya
sih saya ketika SMA dulu senang sekali dengan program UKT ini karena dulu saya
sempat mendengar kabar angin bahwa UKT itu bahasanya uang pangkal dan uang SPP
itu dicicil sehingga nanti lebih murah ketika kita kuliah. Masalahnya dulu
dengan system uang pangkal terkadang kita besar-besaran gaji orang tua untuk
bisa mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri sehingga dampaknya ketika
kita sudah lulus nanti, hampir sama kasusnya seperti pada UKT sekarang ini. Terkadang
kita juga terlena dengan gosip bahwa ketika memasukan gaji orang tua tinggi maka
kita akan bisa lulus di perguruan tinggi, iya memang kita lulus tapi nanti yang
susah kita juga ketika sudah menjalaninya. Saya sebagai mahasiswa yang sudah
menempuh kuliah 5 smester melihat bahwa sistem UKT yang seperti ini bukan untuk
meringankan mahasiswa. Memang benar ketika Kementrian Pendidikan mengusulkan
UKT akan lebih ringan dari sistem SPP tetapi sekarang kita melihat riil di
lapangannya. Saya sebagai mahasiswa biasa yang prihatin dengan kebijakan yang
seperti itu merasa resah, apalagi melihat teman-teman saya yang memang tulus
untuk mengejar cita-citanya tetapi terhalang karena masalah biaya. Saya melihat
bahwa memang setiap tahun mahasiswa selalu mengupayakan untuk membantu penurunan
UKT tetapi setiap tahun begitu terus. Saya juga melihat bahwa tidak ada
transparansi dana UKT kita digunakan untuk keperluan apa saja dikarenakan
ketika kita praktikum ataupun KKN kita juga masih mengeluarkan biaya. Belum
lagi fasilitas-fasilitas yang semestinya didapatkan oleh mahasiswa tidak
sebanding dengan apa yang seharusnya kita dapatkan. Di fakultas saya pun masih
banyak kekurangan dari sekre untuk organisasi mahasiswa maupun ruangan-ruangan
yang akan kita gunakan untuk keperluan akademik. Memang benar ketika
menyebutkan bahwa gak ada di jaman sekarang yang gratis tetapi minimal kita di
awal sudah diberitahu dengan biaya segini kita akan mengeluarkan seperti ini
sehingga apa yang kita beri akan sebanding dengan yang kita dapatkan. Saya
pernah mengobrol dengan salah satu dosen saya bahwa dengan uang UKT yang begitu
besar menurut kita, itu tidak sebanding untuk perbaikan fasilitas-fasilitas
yang ada di kampus. Lalu saya berfikir sejenak, sepertinya memang benar dengan
uang segitu belum cukup untuk membenahi kampus ditambah biaya-biaya untuk
material pun sekarang telah naik. Tetapi disana salahnya, kita diawal memang
tidak diberi tahu uang UKT kita untuk apa saja hal wajar ketika kita
mendapatkan UKT yang kita bakal protes dan tentu akan ingin menuntut menurunkan
UKT.
Saya
sebenarnya sempat memikirkan sebuah sistem yang mungkin bisa digunakan untuk
perbaikan sistem UKT. Sebenarnya ketika kita menggunakan sistem uang
pembangunan seperti itu tidak masalah, tetapi perlu yang menjadi catatan bahwa
setiap mahasiswa diberikan rincian dana yang akan dikeluarkan dengan uang
segini misalnya untuk praktikum selama 8 smester atau KKN dan lain sebagainya. Sehingga
ketika kita kuliah, kita tidak mengeluarkan biaya yang besar lagi dan kalau
bisa kita tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Lalu walaupun kita mengeluarkan
biaya yang besar di awal tetapi sebanding dengan apa yang kita dapatkan, kita
juga dapat mengkritik dengan rincian yang ada di awal apabila hak yang kita
harusnya dapatkan malah tidak kita dapatkan. Parameter pun jelas dan tidak
meraba-raba. Saya yakin hampir setiap orang tua akan mempersiapkan segala
sesuatu untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Maka dari itu kita tentu harus
semangat juga untuk menempuh pendidikan dan jangan mengecewakan orang tua kita.
Lalu uang tadi baru kemudian apabila mau dicicil per bulan atau per semester
dibagi rata.
Tulisan
ini hanyalah sebuah pemikiran dari saya seorang mahasiswa biasa yang memang
tidak memiliki data dan sebagai orang awam yang melihat bahwa adanya suatu
kesalahan serta memiliki keinginan baik untuk memperbaiki sebuah kesalahan
tersebut. Mungkin saya belum bisa berbuat banyak untuk membantu teman-teman
saya tetapi semoga dengan tulisan yang tidak seberapa ini membuka mata
teman-teman mahasiswa untuk selalu bisa berfikir membenahi suatu kesalahan
dengan ide-ide kritisnya.
0 komentar:
Post a Comment