Saturday, January 30, 2016

Kesendirian

          Waktu terus bergulir, ya jatah untuk hidup mulai ngurang sedikit demi sedikit. Kerjaan gimana ? Masih kuliah jadi belum ada kerja. Tapi kuliah begitu aja sih gak terlalu wah banget. Dulu kalo pas SMA sering kita ngebayangin bahwa kuliah itu Cuma dengerin dosen doang terus pulang dan kemudian nabrak cewek langsung deket dan jadian deh. Tiap hari kita jalan sama cewek kita terus sebelum kuliah duduk di taman indah. Semuanya cuma ada di serial televisi. Gak bakal ada di dunia nyata, malah kuliah itu lama-lama ngebosenin tapi dibanding SMA lebih enak kuliah sih bisa bolos sesuka hati. Kadang kalo soal pacaran tuh asik banget ngeliatnya. Temen-temen di kampus pada jalan sama gebetannya, habis kuliah makan bareng, terus ngerjain tugas bareng, dan nge-upload instagram bareng. Tapi kalo aku dari dulu kayak gitu aja sih, deketin cewek aja selalu fail. Mungkin bisa dibilang ngebosenin juga tiap jalan sama cewek selalu obrolan soal kuliah, kodok yang nyemplung di gunung merapi, sianida yang diminum oleh mirina, dan dikit-dikit ngemodusin. Gimana cewek mau ngedeket kalo gitu, diajak jalan dikit aja langsung gembredek (gak tau artinya tapi seru aja sih). Jadi aku ngerasa kok hidup nih cuma dihabiskan bareng temen aja dan keluarga. Temen sih memang ada walaupun gak seberapa ya karena keterbatasan bahan obrolan jadi dapet temen cuma segitu aja. Obrolan bareng temen gak jauh-jauh soal cewek biasanya kalo dapet temen yang suka baper nah suka banget aku dengerin ceritanya. Sedikit memotivasi terkadang tapi merealisasikannya susah banget. Jurus jalan sama cewek udah sering aku baca di mbah google. Ya kalo jalan sama cewek itu katanya harus berpenampilan oke, harus royal, wangi, dan bla bla bla. Udah di coba semua sih tapi kayaknya belom diizinkan ya. Apa karena Tuhan sayang karena nanti nambah dosa karena kotak dosanya udah kepenuhan ?. Masa setega itu sih, udah 2,5 tahun menjablay, usaha nyari sih udah tapi ya itu selalu gagal. Bukan ditolak sih tapi memang ceweknya menjauh perlahan kali ya. Tiap hari kerjaan main laptop, kalo ada bunyi-bunyi HP ternyata Indosat yang ngehubungin, kan sakitnya tuh di ujung t****. Semoga di awal tahun ini bisa mendapatkan orang yang tepat dan bisa awet kayak pake formalin. Aminn

Wednesday, January 27, 2016

Sesal di Kemudian Hari

             Setiap orang tentu pernah berbuat hal-hal yang membahagiakan. Kebahagiaan adalah hal yang sangat sering dilakukan karena bisa membuat diri kita menjadi merasa senang, tenang, dan dapat menghilangkan penat yang menyelimuti badan. Ketika merasa bahagia maka tentu saja kebahagiaan tersebut ingin kita teruskan sampai titik dimana kita merasa di zona nyaman. Tak ada orang yang meninginkan kebahagiaannya diambil maupun hilang untuk selamanya, dan tak ada satupun orang yang tidak ingin mendapatkan kebahagiaan. Tapi ketika kebahagiaan yang telah kita ciptakan hilang maupun diambil akibat ulah dari diri kita sendiri, dapatkah kita hanya diam ? Tentu kata sesal terbesit dibenak kita. Sesal adalah suatu hal yang sangat menjengkelkan, ketika kita membuat kesalahan namun kita tidak dapat menerimanya dengan lapang dada. Kata orang sih bilang bahwa apa yang telah terjadi dikhlaskan saja. Mudah untuk kita mengucapkan dan memberi nasihat kepada orang lain. Pasti ada saat-saat tertentu kita mengingat kembali hal yang harusnya tak kita perbuat tapi masih kita lakukan di waktu itu. Walaupun itu hanya sekali ataupun dua kali kita rasakan tapi tak pernah bisa kita lupakan betul-betul karena momen bahagia yang ada di dalam otak kita selalu muncul di kala kita merasa sendirian maupun duka.

            Ketika kita pernah menjalin hubungan dengan wanita, sebut saja kegiatan tersebut adalah pacaran. Kita sangat mengaggumi wanita tersebut sehingga terkadang sering lupa bahwa akan melakukan kesalahan untuknya. Tak pernah terbayang ketika momen-momen bahagia kita ciptakan bersama seirng berjalannya waktu. Sampai suatu waktu nafsu merenggut akal sehat kita. Senang ? Pasti senang karena melakukan hal yang menurut publik maupun agama dilarang itu sangat menyenangkan. Pernahkah kita sadar bahwa disaat hal itu sangat melukai hati pasangan kita ? Satu kesalahan fatal dapat merubah kebahagiaan yang telah kita bangun. Ketika kita sadar akan satu hal yaitu keegoisan dapat membuat segalanya pudar dan sirna. Hubungan pun tak akan berjalan dengan harmonis karena amarah yang datang mengalir di nadi kita. Saat hubungan tersebut berakhir, satu hal yang terbesit di otak kita yaitu sesal. Sesal saat kita meninggalkan pasangan kita, sesal saat kita memarahi pasangan kita, sesal saat kita melakukan kesalahan. Saat malam kita membuka kembali momen-momen bahagia bersama, rasa rindu selalu menghantui. Tapi tak bisa lagi karena pertemanan pun tak akan pernah bisa terjalin. Sekeras apapun usahamu untuk memperbaiki kesalahan yang diperbuat belum tentu mereka mau melontarkan kata iya. Banyak yang ingin kembali ke waktu lampau hanya untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat, tentu jawabannya tidak bisa kawan. Selalu saja ada rasa curiga ketika kita mau memulai kembali perbincangan walaupun itu hanya untuk bilang kata MAAF. Move on ? Gak gampang juga memperbaiki kesalahan yang diperbuat karena momen bahagia tentu selalu muncul disaat-saat keterpurukan kecuali ada penghapus yang bisa menghilangkan ingatan-ingatan bahagia yang kita punya karena kita bisa memulainya dari awal lagi. Tapi kesalahan dijadikan pelajaran hidup jangan sampai kita mengulang kembali hal yang tak ingin kita lakukan. Temukanlah kebahagiaanmu dan jangan kau lepaskan.

Tuesday, January 26, 2016

APA YANG HARUS DIKEMBANGKAN ? HOBI /POTENSI ?

            Setiap manusia memiliki suatu kemampuan yang ada di dalam dirinya. Kemampuan tersebut ada di dalam diri setiap individu sejak mereka dilahirkan di dunia ini. Namun kemampuan tersebut tersimpan dan terkubur hingga kita cukup besar untuk bisa melakukan sesuatu dengan kemampuan yang kita miliki. Itulah yang disebut dengan potensi dalam diri kita. Tetapi ada potensi-potensi khusus yang memang tidak semua orang memilikinya seperti potensi menjadi seorang pemimpin, potensi untuk bisa melihat makhluk halus, maupun potensi lainnya yang tidak semua orang bisa memilikinya. Namun potensi-potensi khusus tersebut dapat dimiliki apabila kita memiliki tekad dan usaha yang kuat untuk mengembangkannya. Potensi/bakat inilah yang nantinya menuntun kehidupan kita kelak. Tapi apakah memang potensi tersebut dapat membantu dalam menata kehidupan kita ? Ketika kita memiliki potensi/bakat pemimpin tapi kita tidak nyaman untuk menjalankannya. Apakah kita menjadi orang yang sangat menyia-nyiakan emas ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering muncul di benak kita sendiri, saya pun sebenarnya telah bisa menjawab ha; tersebut tetapi dilema pun muncul ketika permasalahan menghantui saat menjalankannya. Hobi adalah sesuatu bakat yang kita kembangkan namun kita dapat merasa nyaman dalam menjalankannya. Apabila kamu memiliki bakat menjadi seorang gitaris hebat, kamu terus menjalankan kegiatanmu itu dengan tanpa beban dan jika bisa diibaratkan kegiatan tersebut adalah surgamu bisa meluapkan segala sesuatu. Kata orang lakukan hobimu maka engkau akan bisa menjadi orang yang sukses. Dengan perkembangan zaman yang seperti sekarang ini, tentu kita harus bisa memiliki skill lebih untuk dapat bersaing dengan individu lainnya. Kita harus sebisa mungkin memiliki seluruh kemampuan yang nantinya dapat berguna dalam era tersebut. Tapi ketika hobi yang kita tekuni ini tidak dibutuhkan dalam era sekarang, apakah kita akan terbuang ? Katanya lakukanlah apa yang bisa membuatmu nyaman, maka engkau akan sukses ? Itulah salah satu pertanyaan yang harus kita hadapi seiring perkembangan zaman. Jangan sampai kita ditekan sehingga kita tidak ada waktu lagi untuk menikmati apa yang kita sukai. Ya perkembangan zaman adalah kemunduran dari zaman itu sendiri karena era perbudakan akan kembali hadir dengan wajah yang berbeda.

Monday, January 25, 2016

Rakyat Termarginalkan

         Senja hari ketika matahari mulai lelah untuk menerangi bayang-bayang bumi yang tak pernah bisa menjadi wujud. Ya itulah yang kita lihat selama ini di dalam realitas kehidupan. Tak henti-hentinya penyiar berita selalu berceloteh tentang drama politik yang tak pernah ada habisnya. Sementara seorang lelaki paruh baya sedang membawa balon yang diikat pada tas lusuh. Jalan yang tertatih-tatih memakai pakaian yang terlihat selalu dipakainya sehari-hari. Entah apa yang dipikirkannya saat diperjalanan, matanya yang sayu tertanda ada sesosok lelah yang menggantung dipundaknya dan menjadi parasit dalam hidupnya. Di pinggir jalan terlihat generasi penerus bangsa yang seharusnya bisa duduk manis di dalam kelas namun mereka dengan wajah lesunya menawarkan koran dan barang dagangannya kepada para pengemudi yang memegang handphone mewah sambil menikmati sejuknya berada di dalam besi yang berjalan. Di bawah gedung-gedung megah yang katanya bisa mencakar langit terlihat sesosok tulang perempuan yang berbalut daging memegang tongkat sambil tergopoh-gopoh meminta belas kasih kepada kumpulan daging segar yang diselimuti kain mewah. Pemandangan yang tak asing bagi kita semua sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
            Terkadang rasa kasihan, prihatin, sedih, marah bercampur menjadi satu melihat kejadian-kejadian ini. Tapi apadaya ketika ingin melakukan sesuatu saya pun bingung mau melakukan apa. Seorang mahasiswa seperti saya yang masih manjadi parasit pada orang tua dan tidak memiliki kekuasaan dan harta, belum bisa berbuat apa-apa. Ingin terkadang membangunkan sebuah gedung yang bisa menampung orang-orang tua di jalanan atau membuat sekolah rakyat yang isinya anak-anak jalanan yang tidak berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan, tapi apadaya bagai punuk merindukan bulan. Tokoh-tokoh politik kita sibuk bermain peran, memperebutkan kekuasaan yang nantinya bakal selesai selama masa periode tertentu, dan para pengusaha yang selalu meraup untung dari peluh keringat rakyat kecil yang tak punya pendidikan, saya pun bingung sendiri apakah mereka melihat kejadian ini di kehidupan sehari-harinya ? Apakah mereka tak pernah keluar dari kandang megahnya karena terlalu sibuk untuk mengisi perut keluarganya ? Atau apakah memang kekuasaan dan harta yang mereka miliki tak mampu untuk memberika belas kasih kepada orang-orang ini ? Entahlah hanya mereka dan Tuhan yang tahu, lalu waktu akan menjawabnya.
            Saya menyebut aktor dari kejadian tersebut adalah rakyat marginal. Rakyat marginal adalah rakyat yang memang tak memiliki kesempatan untuk menikmati kenyamanan yang ada dalam hidup. Rakyat inilah yang menjadi populasi terbesar di dunia yang tak pernah terjamah oleh fungsi negara. Tetapi ada beberapa kelompok orang yang beranggapan bahwa mereka seperti itu karena kurang usaha, ada juga yang berpendapat bahwa mereka mendapatkan takdir yang seperti itu di garis tangannya. Saya jujur tak mengerti kenapa ada golongan-golongan di dalam kehidupan manusia. Apakah memang ini ujian untuk menguji siapa yang tepat untuk berada di surga layaknya soal SBMPTN yang sangat sulit untuk masuk ke perguruan tinggi ? Ya itulah kehidupan kita sekarang ini, fenomena-fenomena rakyat marginal selalu muncul ditengah-tengah kenyamanan kita. Tinggal hati atau logikamu saja yang kau pakai untuk melihatnya bukan menggunakan mata. 

Tuesday, January 19, 2016

BEGITU TERASA....

Terkadang pengalaman memang terasa begitu menyenangkan. Hal yang paling mendasar dari pengalaman adalah kita dapat belajar sesuatu dari hal yang pernah kita alami sendiri. Telah banyak waktu yang bergulir mengikis setiap sudut-sudut tak terjamah di negeri tercinta. Tetesan-tetesan peluh yang selalu dikumpulkan menjadi satu samudera yang membuat amukan ombak mencengkam. Sebuah perjalanan telah dilewati dari sebuah dilema menjadi sebuah realita yang terjadi di kehidupan. Keinginan untuk berkarya selalu tumbuh terus menerus mengalir di setiap nadi. Belajar dari kesalahan adalah sesuatu yang mengasyikkan namun sangat menyakitkan untuk menjalankannya. Problematika selalu saja hadir menghantui setiap usaha yang akan kita kerjakan. Tapi apakah sebuah problematika dapat menyelesaikan sebuah tantangan ? Penyesalan adalah sesosok pahlawan yang sering hadir sebagai penuntun arah namun kehadirannya selalu saja menjadi urutan ke sembilan ratus sembilan puluh sembilan dari antrian yang sudah ada. Namun kehadirannya sangat kita nantikan karena suatu hal terkadang dapat ia selesaikan tanpa harus menunggu lama. Hal mendasar dari sebuah pengalaman adalah proses kejadian yang bisa kita bayangkan dan melakat dalam diri kita untuk diresapi kemudian diaduk menggunakan sendok yang telah berlumuran gula. Kita harus bisa memilih sendok mana yang akan kita gunakan untuk mengaduk, terkadang ada juga sendok yang berkarat kemudian kita campur dengan pestisida tentu sangat tidak mengenakkan. Namun apa salahnya untuk mencoba karena rasa enak maupun tak enak adalah hal yang kita ucapkan dengan bibir kita. Hal yang sangat penting adalah bagaimana cara kita menikmatinya. Begitu kita telah bisa menemukan cara untuk menikmati, mungkin kita akan merasa bahwa sebuah rasa yang tadinya terucap dibibir kita akan hilang sehingga segalanya akan bergantung pada dua hal yaitu logika dan perasaan. Tetaplah menjadi orang yang selalu bisa menikmati karena menikmati segala sesuatu adalah cara terbaik dalam memanjakan diri di setiap kondisi yang ada.