Waktu terus bergulir, ya jatah untuk
hidup mulai ngurang sedikit demi sedikit. Kerjaan gimana ? Masih kuliah jadi
belum ada kerja. Tapi kuliah begitu aja sih gak terlalu wah banget. Dulu kalo
pas SMA sering kita ngebayangin bahwa kuliah itu Cuma dengerin dosen doang
terus pulang dan kemudian nabrak cewek langsung deket dan jadian deh. Tiap hari
kita jalan sama cewek kita terus sebelum kuliah duduk di taman indah. Semuanya cuma
ada di serial televisi. Gak bakal ada di dunia nyata, malah kuliah itu
lama-lama ngebosenin tapi dibanding SMA lebih enak kuliah sih bisa bolos sesuka
hati. Kadang kalo soal pacaran tuh asik banget ngeliatnya. Temen-temen di
kampus pada jalan sama gebetannya, habis kuliah makan bareng, terus ngerjain
tugas bareng, dan nge-upload instagram bareng. Tapi kalo aku dari dulu kayak
gitu aja sih, deketin cewek aja selalu fail.
Mungkin bisa dibilang ngebosenin juga tiap jalan sama cewek selalu obrolan soal
kuliah, kodok yang nyemplung di gunung merapi, sianida yang diminum oleh
mirina, dan dikit-dikit ngemodusin. Gimana cewek mau ngedeket kalo gitu, diajak
jalan dikit aja langsung gembredek (gak tau artinya tapi seru aja sih). Jadi aku
ngerasa kok hidup nih cuma dihabiskan bareng temen aja dan keluarga. Temen sih
memang ada walaupun gak seberapa ya karena keterbatasan bahan obrolan jadi
dapet temen cuma segitu aja. Obrolan bareng temen gak jauh-jauh soal cewek
biasanya kalo dapet temen yang suka baper nah suka banget aku dengerin
ceritanya. Sedikit memotivasi terkadang tapi merealisasikannya susah banget. Jurus
jalan sama cewek udah sering aku baca di mbah google. Ya kalo jalan sama cewek
itu katanya harus berpenampilan oke, harus royal, wangi, dan bla bla bla. Udah di
coba semua sih tapi kayaknya belom diizinkan ya. Apa karena Tuhan sayang karena
nanti nambah dosa karena kotak dosanya udah kepenuhan ?. Masa setega itu sih,
udah 2,5 tahun menjablay, usaha nyari sih udah tapi ya itu selalu gagal. Bukan ditolak
sih tapi memang ceweknya menjauh perlahan kali ya. Tiap hari kerjaan main
laptop, kalo ada bunyi-bunyi HP ternyata Indosat yang ngehubungin, kan sakitnya
tuh di ujung t****. Semoga di awal tahun ini bisa mendapatkan orang yang tepat
dan bisa awet kayak pake formalin. Aminn
Saturday, January 30, 2016
Wednesday, January 27, 2016
Sesal di Kemudian Hari
Setiap orang tentu pernah berbuat
hal-hal yang membahagiakan. Kebahagiaan adalah hal yang sangat sering dilakukan
karena bisa membuat diri kita menjadi merasa senang, tenang, dan dapat
menghilangkan penat yang menyelimuti badan. Ketika merasa bahagia maka tentu
saja kebahagiaan tersebut ingin kita teruskan sampai titik dimana kita merasa
di zona nyaman. Tak ada orang yang meninginkan kebahagiaannya diambil maupun
hilang untuk selamanya, dan tak ada satupun orang yang tidak ingin mendapatkan
kebahagiaan. Tapi ketika kebahagiaan yang telah kita ciptakan hilang maupun
diambil akibat ulah dari diri kita sendiri, dapatkah kita hanya diam ? Tentu
kata sesal terbesit dibenak kita. Sesal adalah suatu hal yang sangat
menjengkelkan, ketika kita membuat kesalahan namun kita tidak dapat menerimanya
dengan lapang dada. Kata orang sih bilang bahwa apa yang telah terjadi
dikhlaskan saja. Mudah untuk kita mengucapkan dan memberi nasihat kepada orang
lain. Pasti ada saat-saat tertentu kita mengingat kembali hal yang harusnya tak
kita perbuat tapi masih kita lakukan di waktu itu. Walaupun itu hanya sekali
ataupun dua kali kita rasakan tapi tak pernah bisa kita lupakan betul-betul
karena momen bahagia yang ada di dalam otak kita selalu muncul di kala kita
merasa sendirian maupun duka.
Ketika
kita pernah menjalin hubungan dengan wanita, sebut saja kegiatan tersebut
adalah pacaran. Kita sangat mengaggumi wanita tersebut sehingga terkadang
sering lupa bahwa akan melakukan kesalahan untuknya. Tak pernah terbayang
ketika momen-momen bahagia kita ciptakan bersama seirng berjalannya waktu. Sampai
suatu waktu nafsu merenggut akal sehat kita. Senang ? Pasti senang karena
melakukan hal yang menurut publik maupun agama dilarang itu sangat
menyenangkan. Pernahkah kita sadar bahwa disaat hal itu sangat melukai hati
pasangan kita ? Satu kesalahan fatal dapat merubah kebahagiaan yang telah kita
bangun. Ketika kita sadar akan satu hal yaitu keegoisan dapat membuat segalanya
pudar dan sirna. Hubungan pun tak akan berjalan dengan harmonis karena amarah
yang datang mengalir di nadi kita. Saat hubungan tersebut berakhir, satu hal
yang terbesit di otak kita yaitu sesal. Sesal saat kita meninggalkan pasangan
kita, sesal saat kita memarahi pasangan kita, sesal saat kita melakukan
kesalahan. Saat malam kita membuka kembali momen-momen bahagia bersama, rasa
rindu selalu menghantui. Tapi tak bisa lagi karena pertemanan pun tak akan
pernah bisa terjalin. Sekeras apapun usahamu untuk memperbaiki kesalahan yang
diperbuat belum tentu mereka mau melontarkan kata iya. Banyak yang ingin
kembali ke waktu lampau hanya untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat,
tentu jawabannya tidak bisa kawan. Selalu saja ada rasa curiga ketika kita mau
memulai kembali perbincangan walaupun itu hanya untuk bilang kata MAAF. Move on
? Gak gampang juga memperbaiki kesalahan yang diperbuat karena momen bahagia
tentu selalu muncul disaat-saat keterpurukan kecuali ada penghapus yang bisa
menghilangkan ingatan-ingatan bahagia yang kita punya karena kita bisa
memulainya dari awal lagi. Tapi kesalahan dijadikan pelajaran hidup jangan
sampai kita mengulang kembali hal yang tak ingin kita lakukan. Temukanlah kebahagiaanmu
dan jangan kau lepaskan.
Tuesday, January 26, 2016
APA YANG HARUS DIKEMBANGKAN ? HOBI /POTENSI ?
Setiap manusia memiliki suatu kemampuan
yang ada di dalam dirinya. Kemampuan tersebut ada di dalam diri setiap individu
sejak mereka dilahirkan di dunia ini. Namun kemampuan tersebut tersimpan dan
terkubur hingga kita cukup besar untuk bisa melakukan sesuatu dengan kemampuan
yang kita miliki. Itulah yang disebut dengan potensi dalam diri kita. Tetapi
ada potensi-potensi khusus yang memang tidak semua orang memilikinya seperti
potensi menjadi seorang pemimpin, potensi untuk bisa melihat makhluk halus,
maupun potensi lainnya yang tidak semua orang bisa memilikinya. Namun potensi-potensi
khusus tersebut dapat dimiliki apabila kita memiliki tekad dan usaha yang kuat
untuk mengembangkannya. Potensi/bakat inilah yang nantinya menuntun kehidupan
kita kelak. Tapi apakah memang potensi tersebut dapat membantu dalam menata
kehidupan kita ? Ketika kita memiliki potensi/bakat pemimpin tapi kita tidak
nyaman untuk menjalankannya. Apakah kita menjadi orang yang sangat
menyia-nyiakan emas ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering muncul di benak
kita sendiri, saya pun sebenarnya telah bisa menjawab ha; tersebut tetapi
dilema pun muncul ketika permasalahan menghantui saat menjalankannya. Hobi adalah
sesuatu bakat yang kita kembangkan namun kita dapat merasa nyaman dalam
menjalankannya. Apabila kamu memiliki bakat menjadi seorang gitaris hebat, kamu
terus menjalankan kegiatanmu itu dengan tanpa beban dan jika bisa diibaratkan
kegiatan tersebut adalah surgamu bisa meluapkan segala sesuatu. Kata orang
lakukan hobimu maka engkau akan bisa menjadi orang yang sukses. Dengan
perkembangan zaman yang seperti sekarang ini, tentu kita harus bisa memiliki
skill lebih untuk dapat bersaing dengan individu lainnya. Kita harus sebisa
mungkin memiliki seluruh kemampuan yang nantinya dapat berguna dalam era
tersebut. Tapi ketika hobi yang kita tekuni ini tidak dibutuhkan dalam era
sekarang, apakah kita akan terbuang ? Katanya lakukanlah apa yang bisa
membuatmu nyaman, maka engkau akan sukses ? Itulah salah satu pertanyaan yang
harus kita hadapi seiring perkembangan zaman. Jangan sampai kita ditekan
sehingga kita tidak ada waktu lagi untuk menikmati apa yang kita sukai. Ya perkembangan
zaman adalah kemunduran dari zaman itu sendiri karena era perbudakan akan
kembali hadir dengan wajah yang berbeda.
Monday, January 25, 2016
Rakyat Termarginalkan
Senja hari ketika matahari mulai lelah
untuk menerangi bayang-bayang bumi yang tak pernah bisa menjadi wujud. Ya
itulah yang kita lihat selama ini di dalam realitas kehidupan. Tak
henti-hentinya penyiar berita selalu berceloteh tentang drama politik yang tak
pernah ada habisnya. Sementara seorang lelaki paruh baya sedang membawa balon
yang diikat pada tas lusuh. Jalan yang tertatih-tatih memakai pakaian yang
terlihat selalu dipakainya sehari-hari. Entah apa yang dipikirkannya saat
diperjalanan, matanya yang sayu tertanda ada sesosok lelah yang menggantung
dipundaknya dan menjadi parasit dalam hidupnya. Di pinggir jalan terlihat
generasi penerus bangsa yang seharusnya bisa duduk manis di dalam kelas namun
mereka dengan wajah lesunya menawarkan koran dan barang dagangannya kepada para
pengemudi yang memegang handphone mewah sambil menikmati sejuknya berada di
dalam besi yang berjalan. Di bawah gedung-gedung megah yang katanya bisa
mencakar langit terlihat sesosok tulang perempuan yang berbalut daging memegang
tongkat sambil tergopoh-gopoh meminta belas kasih kepada kumpulan daging segar
yang diselimuti kain mewah. Pemandangan yang tak asing bagi kita semua sering
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang
rasa kasihan, prihatin, sedih, marah bercampur menjadi satu melihat
kejadian-kejadian ini. Tapi apadaya ketika ingin melakukan sesuatu saya pun
bingung mau melakukan apa. Seorang mahasiswa seperti saya yang masih manjadi
parasit pada orang tua dan tidak memiliki kekuasaan dan harta, belum bisa
berbuat apa-apa. Ingin terkadang membangunkan sebuah gedung yang bisa menampung
orang-orang tua di jalanan atau membuat sekolah rakyat yang isinya anak-anak
jalanan yang tidak berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan, tapi apadaya bagai
punuk merindukan bulan. Tokoh-tokoh politik kita sibuk bermain peran,
memperebutkan kekuasaan yang nantinya bakal selesai selama masa periode
tertentu, dan para pengusaha yang selalu meraup untung dari peluh keringat
rakyat kecil yang tak punya pendidikan, saya pun bingung sendiri apakah mereka
melihat kejadian ini di kehidupan sehari-harinya ? Apakah mereka tak pernah
keluar dari kandang megahnya karena terlalu sibuk untuk mengisi perut
keluarganya ? Atau apakah memang kekuasaan dan harta yang mereka miliki tak
mampu untuk memberika belas kasih kepada orang-orang ini ? Entahlah hanya
mereka dan Tuhan yang tahu, lalu waktu akan menjawabnya.
Saya
menyebut aktor dari kejadian tersebut adalah rakyat marginal. Rakyat marginal
adalah rakyat yang memang tak memiliki kesempatan untuk menikmati kenyamanan
yang ada dalam hidup. Rakyat inilah yang menjadi populasi terbesar di dunia
yang tak pernah terjamah oleh fungsi negara. Tetapi ada beberapa kelompok orang
yang beranggapan bahwa mereka seperti itu karena kurang usaha, ada juga yang
berpendapat bahwa mereka mendapatkan takdir yang seperti itu di garis
tangannya. Saya jujur tak mengerti kenapa ada golongan-golongan di dalam
kehidupan manusia. Apakah memang ini ujian untuk menguji siapa yang tepat untuk
berada di surga layaknya soal SBMPTN yang sangat sulit untuk masuk ke perguruan
tinggi ? Ya itulah kehidupan kita sekarang ini, fenomena-fenomena rakyat
marginal selalu muncul ditengah-tengah kenyamanan kita. Tinggal hati atau
logikamu saja yang kau pakai untuk melihatnya bukan menggunakan mata.
Tuesday, January 19, 2016
BEGITU TERASA....
Terkadang
pengalaman memang terasa begitu menyenangkan. Hal yang paling mendasar dari
pengalaman adalah kita dapat belajar sesuatu dari hal yang pernah kita alami
sendiri. Telah banyak waktu yang bergulir mengikis setiap sudut-sudut tak terjamah
di negeri tercinta. Tetesan-tetesan peluh yang selalu dikumpulkan menjadi satu
samudera yang membuat amukan ombak mencengkam. Sebuah perjalanan telah dilewati
dari sebuah dilema menjadi sebuah realita yang terjadi di kehidupan. Keinginan
untuk berkarya selalu tumbuh terus menerus mengalir di setiap nadi. Belajar
dari kesalahan adalah sesuatu yang mengasyikkan namun sangat menyakitkan untuk
menjalankannya. Problematika selalu saja hadir menghantui setiap usaha yang
akan kita kerjakan. Tapi apakah sebuah problematika dapat menyelesaikan sebuah
tantangan ? Penyesalan adalah sesosok pahlawan yang sering hadir sebagai
penuntun arah namun kehadirannya selalu saja menjadi urutan ke sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dari antrian yang sudah ada. Namun kehadirannya sangat
kita nantikan karena suatu hal terkadang dapat ia selesaikan tanpa harus
menunggu lama. Hal mendasar dari sebuah pengalaman adalah proses kejadian yang
bisa kita bayangkan dan melakat dalam diri kita untuk diresapi kemudian diaduk
menggunakan sendok yang telah berlumuran gula. Kita harus bisa memilih sendok
mana yang akan kita gunakan untuk mengaduk, terkadang ada juga sendok yang
berkarat kemudian kita campur dengan pestisida tentu sangat tidak mengenakkan. Namun
apa salahnya untuk mencoba karena rasa enak maupun tak enak adalah hal yang
kita ucapkan dengan bibir kita. Hal yang sangat penting adalah bagaimana cara
kita menikmatinya. Begitu kita telah bisa menemukan cara untuk menikmati,
mungkin kita akan merasa bahwa sebuah rasa yang tadinya terucap dibibir kita
akan hilang sehingga segalanya akan bergantung pada dua hal yaitu logika dan
perasaan. Tetaplah menjadi orang yang selalu bisa menikmati karena menikmati
segala sesuatu adalah cara terbaik dalam memanjakan diri di setiap kondisi yang
ada.