
Skripsi adalah sebuah tugas akhir dimana
mahasiswa disusuruh mencari masalah akan suatu hal yang berkaitan dengan bidang
studi yang diambil. Idealnya sih mahasiswa sudah mulai memikirkan skripsi itu mulai
dari semester 7. Itu masa-masa dimana seorang mahasiswa disebut sebagai Mawa,
Mahasiswa Tua. Tapi kalo kalian udah masuk semester 2 digit itu sudah disebut
sebagai sesepuh kampus. Ya balik lagi, skripsi tentu memiliki tahap-tahap
tersendiri, kalau di jurusan saya, kalian harus mengisi borang, membuat proposal
(Untuk sebagian dosen saja) atau minimal mencari dosen pembimbing.
Setelah
kalian selesai dengan semua itu kalian boleh langsung mengerjakan skripsi
kalian. Batas waktunya sih sampe kalian sidang nanti. Jadi di jurusan saya gak
ada pakai semprop (Seminar Proposal) atau Semhas (Seminar Hasil). Kok enak
banget ya ? Ooo jelaslah enak banget kalo kayak gitu jadi kalian gak usah
khawatir kalau ketinggalan sama temen kalian yang sudah semprop, gak masalah
toh kalian juga gak akan ada semprop. Terus kalian langsung konsul sama
pembimbing dan nanti di arahin. Terkadang kalau kalian dapet pembimbing yang
perhatian, beliau akan selalu menanyakan progress kalian, jika kalian tidak
tahu akan diberikan pengarahan, itu dosen idaman pasti he he he.
Namun
dibalik sistem skripsi kami yang tak ada seminar proposal dan seminar hasil,
itu adalah sebuah malapetaka bagi kami. Ketika ada seminar hasil mungkin
disanalah ajang kalian akan dibantai habis oleh para dosen dan pasti banyak
mendapatkan revisi. Baik itu yang sederhana cara penulisan sampai metode yang
kalian gunakan. Kalian juga bisa mengevaluasi hasil dari penelitian yang kalian
bangun. Ambil apesnya deh, kalau kalian nanti disuruh ngulang pun tak terlalu
menyakitkan karena kalian belum sidang. Sehingga harapannya saat sidang nanti
kalian bisa mendapatkan nilai yang maksimal dan tak perlu revisian terlalu
banyak lagi. Namun berbeda saat kalian tak memiliki seminar hasil. Kalian akan
dibantai habis oleh dosen pengujimu bahkan dosen pembimbingmu juga pasti akan
ikut-ikut juga pada saat sidang. Mungkin kalian hanya akan diam saja di depan karena kalian tak
tahu harus menjawab apa. Terus kalian akan mendapatkan revisian yang begitu
banyak tentunya. Dan yang paling parah dari hal itu adalah nilai kalian gak
akan bisa menyentuh A. Wow gak enak banget kan ? Apalagi sks skripsi biasanya
sangat besar, mungkin 4-6 sks untuk skripsi (berbeda di setiap jurusan). Paling
mentok kalian akan mendapatkan nilai A- itu pun jarang sih, paling A/B gila
gila gila. Padahal bagi mahasiswa yang memiliki IPK pas-pasan, skripsi adalah
harapan mereka untuk menaikkan nilai. Saya sangat yakin bagi orang yang
memiliki IPK tinggi pun pasti berharap mendapatkan nilai skripsi yang baik
juga. Mengerjakan skripsi itu tidak mudah dan
waktunya pun terbilang tidak sebentar. Mereka juga pernah menjadi mahasiswa kan
? Apa ini ajang balas dendam ? Entahlah hanya mereka yang tahu apa yang mereka
perbuat terhadap kami.
Saya
berharap sistem skripsi di Departemen Manajemen Hutan diperbaiki lagi atau di
evaluasi, agar mahasiswa juga bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari usaha
yang mereka buat. Alloh akan memudahkan segala urusan hamba-Nya apabila hamba-Nya
tak pernah mempersulit sesama.
0 komentar:
Post a Comment