Friday, May 11, 2018

Kritik Bukan Krotok


      Mengkritik adalah salah satu cara utk menyuarakan pendapat. Jadi mengkritik bukan merasa paling benar atau paling baik dari yg lain. Namun kritik yg baik jg perlu adanya landasan jd bukan asal saja. Dan ketika ditanya, kritikus hrs bisa menjelaskan. Contoh aja deh. Ketika kamu ngetweet atau ngepost tentang seseorang (tokoh politik, artis, dll), bukankah itu trmasuk kritik? Apakah kamu merasa paling benar? Ya gak kan, kamu hny menyuarakan pendapatmu dan itu fine" saja. Atau saat dosen penguji mengomentari skripsimu, bukankah itu trmasuk kritik? Apakah dia paling benar? Ya gak kan apalagi jika ada teori yg bisa menjawab komentarnya. 
    Namun sekarang yg bny terjadi, ketika (contoh) A mengkritik soal artis tertentu dgn berbagai landasannya, lalu si B tidak suka. Hal yg terjadi adalah malah si B menyinggung si A bukan mencari teori/landasan berfikir yg bisa mematahkan kritikannya si A. Kan ini hal yg berbeda, A tidak salah utk mengkritik namun malah si B tidak suka dgn si A. Emang salah klo gak suka? Ya gak lah tapi ada baiknya kritik di balas dengan kritik bkn malah dibalas dengan kebencian. 
Seperti halnya masalah hastag, tdk masalah jika ada hastag a dgn landasannya dan hastag b dgn landasannya yg ingin mematahkan landasan si hastag a. Asalkan tetap fair kritik dibalas kritik, opini di balas opini, teori dibalas teori, bukan malah dibalas kebencian. 

0 komentar:

Post a Comment